DAI CILIKUMUR 5Tahun.M.Rasyid Ridha

DAI CILIKUMUR 5Tahun.M.Rasyid Ridha
MENDENGAR DAI CILIK UMUR 5 TAHUN..

Selasa, 29 Maret 2011

"Pa... Bacain buku jessi yaaa...."

Pada suatu malam Peter, seorang eksekutif sukses, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke rumah, karena keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham. 
 
Ketika ia sedang asyik menyeleksi dokumen kantor tersebut, Putrinya Jessica datang mendekatinya, berdiri tepat disampingnya, sambil memegang buku cerita baru.
Buku itu bergambar seorang peri kecil yang imut, sangat menarik perhatian Jessica,
"Pa liat"! Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya. Peter menengok ke arahnya, sambil menurunkan kacamatanya, kalimat yang keluar hanyalah kalimat basa-basi "Wah,. buku baru ya Jes?",
 
"Ya papa" Jessica berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya. "Bacain Jessi dong Pa" pinta Jessica lembut, "Wah papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh" sanggah Budi dengan cepat. Lalu ia segera mengalihkan perhatiannya pada kertas-kertas yang berserakkan didepannya, dengan serius.

Jessica bengong sejenak, namun ia belum menyerah.
Dengan suara lembut
dan sedikit manja ia kembali merayu "pa, mama bilang papa mau baca untuk
Jessi" Budi mulai agak kesal, "Jes papa sibuk, sekarang Jessi suruh mama baca ya" "Pa, mama cibuk terus, papa liat gambarnya lucu-lucu",
"Lain kali Jessica, sana! papa lagi banyak kerjaan" Budi berusaha memusatkan perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi, menit demi menit berlalu, Jessica menarik nafas panjang dan tetap disitu, berdiri ditempatnya penuh harap, dan tiba-tiba ia mulai lagi. "Pa,.. gambarnya bagus, papa pasti suka", 
"Jessica, PAPA BILANG, LAIN KALI!!" kata Budi membentaknya dengan keras, Kali ini Peter berhasil, 
 semangat Jessica kecil terkulai, hampir menangis, matanya berkaca-kaca dan ia bergeser menjauhi ayahnya
"Iya pa,. lain kali ya pa?" Ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan sang Ayah. "Pa kalau papa ada waktu, papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger".

Hari demi hari telah berlalu, tanpa terasa dua pekan telah berlalu namun

permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi, buku cerita Peri Imut, belum pernah dibacakan bagi dirinya.  
 
Hingga suatu sore terdengar suara hentakan keras "Buukk!!" beberapa tetangga melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabuk yang melajukan kendaraannya dengan kencang didepan rumah Peter. 
Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa meter, dalam keadaan yang begitu panik ambulance didatangkan secepatnya.
Selama perjalanan menuju rumah sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih "Jessi takut Pa, Jessi takut Ma, Jessi sayang papa mama" darah segar terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi ketika sesampainya di rumah sakit terdekat.


Kejadian hari itu begitu mengguncangkan hati nurani Peter, Tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji. Kini yang ada hanyalah penyesalan. Permintaan sang buah hati yang sangat sederhana,.. pun tidak terpenuhi. 
Masih segar terbayang dalam ingatan peter tangan mungil anaknya yang memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita, kini sentuhan itu terasa sangat berarti sekali, ",...papa baca keras-keras ya Pa, supaya Jessica bisa denger" kata-kata Jessi terngiang-ngiang kembali.

Sore itu setelah segalanya telah berlalu, yang tersisa hanya keheningan dan kesunyian hati, canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi, Peter mulai membuka buku cerita peri imut yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan. Bukunya sudah tidak baru lagi, sampulnya sudah usang dan koyak. Beberapa coretan tak berbentuk menghiasi lembar-lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil.


Peter menguatkan hati, dengan mata yang berkaca-kaca ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan sura keras, tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras, Ia terus membacanya dengan keras-keras halaman demi halaman, dengan berlinang air mata.
 
"Jessi dengar papa baca ya" selang beberapa kata,.. hatinya memohon lagi "Jessi papa minta maaf nak" "papa sayang Jessi" Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya, tak kuasa menahan itu Budi bersujut dan menangis, memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai.

Seseorang yang mengasihi selalu mengalikan kesenangan dan membagi kesedihan kita, Ia selalu memberi PERHATIAN kepada kita karena ia peduli kepada kita.

Adakah perhatian terbaik itu begitu mahal bagi mereka? berilah walau hanya sekali. Bukankah kesempatan untuk memberi perhatian kepada orang-orang yang kita cintai itu sangat berharga ? Berilah "Perhatian Terbaik" bagi mereka yang kita cintai.


Lakukan sekarang! Karena hanya ada satu kesempatan untuk memperhatikan dengan hati kita.... 
 
sekian, terima kasih..
Semoga Bermanfaat.....
salam Hormat,
Bastra Sinaro. 
 

Ayaaah.........Berapa sih gaji ayah...??

Ari, adalah salah satu kepala cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka yang sering sekali pulang malam dan malam dikarenakan banyaknya kerjaan dikantor. 

Ari mempunyai seorang putri kecil didalam keluarga yang kecil. Ketika Ari sampai dirumah tepat jam 9 malam, tidak seperti biasanya, Bella, adalah putri pertamanya yang baru duduk di kelas 2 SD yang membukakan pintu untuknya dan sepertinya dari raut wajah Bella yang sedikit lelah sepertinya ia sudah menunggu cukup lama kepulangan ayahnya.

“loh.. loh.. kenapa belum tidur nak?” sapa Ari sambil mencium pipi putrinya.
Biasanya Bella memang sudah terlelap dengan puisi dengkurnya ketika ayahnya pulang dan baru terjaga ketika ayahnya akan berangkat ke kantor dipagi hari, begitu seterusnya dan seterusnya.

Bella dengan wajah setengah ngantuknya sambil membuntuti sang Ayah menuju ruang keluarga, Bella menjawab, "Bella nunggu Ayah pulang. Sebab Bella mau tanya berapa sih gaji Ayah?"
"Loh tumben kamu, kok nanya gaji Ayah sih? Mau minta uang lagi, ya ?" ucap Ari.
"Ah, enggak kok yah. Bella ingin tahu aja" ucap Bella singkat.

"Oke deh. gini aja ya, coba Bella hitung sendiri. Setiap hari itu, Ayah bekerja kurang lebih sekitar 10 jam dan dibayar sebesar Rp. 400.000,-. Ayah bekerja setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja karena hari sabtu dan minggu Ayah libur... Kadang kalau kerjaan dikantor banyak dihari sabtu Ayah masuk lembur. Nahhhh... sekarang gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo ? Coba kamu hitung deh.." pinta Ari sambil memegang kepalanya Bella.

Bergegas Bella berlari-lari ke kamarnya mengambil selembar kertas putih dan pensil dari meja belajar, sementara Ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi.
Ketika Ari beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Bella berlari mengikutinya. "Yah.. Kalo satu hari Ayah dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam waktu kerja, berarti satu jam Ayah digaji Rp. 40.000,- dong yah" kata Bella dengan bangga.

"Wah, pinter kamu ya Bell. Nah sudah lah, sekarang waktunya kamu tidur ya, cuci kaki dan jangan lupa baca doa sebelum tidur. pinta Ayahnya.
Bella tetap tidak beranjak dan tidak mengendahkan pinta dari sang Ayah. Sambil menyaksikan Ayahnya berganti pakaian, Bella kembali bertanya, "Ayah, Bella boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak yah?"
"Sudah, kamu enggak usah macam-macam lagi. Buat apa kamu minta uang malam-malam begini? Ayah capek dan mau mandi dulu. Tidur gih".
"Tapi yah...."
Kesabaran Ari pun memuncak habis. "Ayah bilang tidur!!!" Suara Ari yang cukup keras mengejutkan Bella.

Lalu putri kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.
Usai mandi, yang sudah bawaan Ari nampak menyesali atas ucapannya tadi. Ia pun melihat Bella di kamar tidurnya dan terlihat putri kesayangannya itu belum tidur.
Bella didapati sedang terisak-isak menangis pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya. Ari yang sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, "Maafkan Ayah, Nak, Ayah sayang sama Bella. Tapi kamu buat apa minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok kan masih bisa sayang. Jangankan kamu minta Rp.5.000,-.... lebih dari itu pun pasti Ayah kasih" jawab Ari.

"Ayah, Bella enggak minta uang kok. Bella itu hanya mau pinjam saja dari Ayah. Nanti duit jajan Bella, akan Bella kumpul dan begitu cukup nanti Bella akan kembalikan duit Ayah".
"lya, iya, Ayah tau, tapi untuk apa?" tanya Ari lembut.

"Ayah tahu tidak, Bella slalu menunggu Ayah dari jam 8. Bella tu mau ajak Ayah main ular tangga. Gak lama kok yah, cuma tiga puluh menit aja, enggak lebih. Bunda sering bilang kalo waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, Bella mau ganti waktu Ayah. 
Bella buka tabungan, setelah dihitung sebanyak tiga kali hanya ada Rp.15.000,- tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam Bella harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp.5.000,
makanya Bella mau pinjam dari Ayah hanya Ro 5.000" kata Bella polos.

Dan Ari pun terdiam. bak petir berdentum hingga kehilangan kata-kata. Dipeluknya putri kecil itu erat-erat dengan perasaan bersalah, tak terasa meneteskan air mata. Ia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.

Pesan dalam cerita ini :
Banyak hikmah yang dapat diambil dari cerita cinta tadi, ternyata kebahagiaan itu tidak dapat semata-mata diukur oleh materi, kebahagiaan justru dapat tercipta dari saling mencintai dan saling mengasihi. Bagi yang telah menjadi Ayah dan mempunyai waktu segudang aktivitas kerja,
"keluarga adalah tetap peran utama didalam sebuah episode kehidupan dunia."